Penjualan sangat ditentukan oleh sikap dan karakter dari si penjual dan bukan sikap dan karakter dari si pembeli. Karena itu, bagaimana pun sikap dan karakter si pembeli tidak ada hubungannya dengan kegagalan si penjual dalam melakukan penjualan. Seorang penjual tidak boleh mengeluh atau beralasan hanya karena pembeli mereka bersikap jutek dan menyebalkan. Itulah sebabnya saya berkesimpulan bahwa tidak semua orang cocok menjadi seorang penjual. Menjadi seorang penjual adalah profesi yang menuntut kita untuk terus belajar dan meningkatkan skill serta kompetensi kita. Menjadi seorang penjual bukanlah profesi alternatif di saat seseorang tidak bisa mendapatkan pekerjaan lain. Menjadi seorang penjual bukanlah profesi paruh waktu atau pekerjaan sambilan yang biasanya dilakukan orang hanya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Jika orang-orang di luar sana masih berpikir bahwa menjadi penjual adalah profesi alternatif atau pekerjaan paruh waktu hanya untuk mendapatkan penghasilan tambahan maka tidak heran di luar sana akan dipenuhi oleh penjual-penjual bodoh dan tidak profesional yang terus saja melakukan cara-cara penjualan yang sangat tidak menyenangkan buat orang. Hal-hal yang biasanya mereka lakukan adalah merayu, memaksa, memelas, mengiming-imingi bahkan sampai menteror yang pada akhirnya menjadi suatu tindakan yang "annoying" sekali. Sebagai seorang penjual, konsultan dan coach, saya pun sangat terganggu dengan penjual-penjual macam ini karena sesungguhnya orang-orang tersebut tidak pernah cocok menjadi seorang penjual. Not everyone deserve to be a sales person. If they don't have willingness to learn, better they stay at home rather than annoying people's life.

Paulus Darmawan
Konsultan Asset and Purpose Coach
081958888877

Komentar

Postingan populer dari blog ini