Alkisah pada jaman dahulu kala ada seekor gagak yang tinggal di hutan. Dia merasa sangat puas dengan hidupnya yang begitu sempurna. Pada suatu hari, dia bertemu dengan seekor angsa yang begitu putih dan sangat menawan. Kemudian gagak ini mulai berpikir, "pasti angsa ini hidupnya bahagia sebab badannya besar di antara unggas dan warnanya pun putih bersih."
Gagak kemudian menyampaikan pikirannya ini kepada si angsa. Lalu si angsa menjawab, "dulu aku juga berpikir bahwa aku burung yang paling bahagia di dunia sampai aku bertemu dengan seekor beo yang mana punya bulu dua warna. Aku pikir burung beo lah yang merupakan ciptaan paling sempurna di dunia, sudah pasti dia lah yang hidupnya paling bahagia."
Si gagak akhirnya pergi mencari dan bertemu dengan si beo. Beo kemudian menjelaskan, “ya, saya dulu hidup dengan sangat bahagia sampai saya melihat burung merak. Saya hanya punya bulu dengan dua warna tetapi merak punya bulu berwarna-warni."
Mendengar penjelasan itu, gagak pergi menemui merak dan berkata, "Merak, kamu memang sangat cantik. Setiap hari ribuan orang datang ingin melihatmu. Beda dengan ketika melihatku, mereka langsung mengusirku. Saya rasa kamu adalah burung yang paling bahagia sedunia."
Merak kemudian menjawab, "Dulu saya sempat berpikir begitu tetapi karena kecantikanku, saya jadi dikurung di kebun binatang ini. Bagaimana saya bisa bahagia? Saya sudah perhatikan dengan seksama dan saya menyadari bahwa hanya kamu gagak yang justru tidak dimasukkan ke dalam sangkar sehingga dalam beberapa hari ini saya berpikir andai saja saya adalah seekor gagak, saya bisa dengan bahagia bebas pergi kemana pun."
Itulah masalah banyak manusia di muka bumi ini. Manusia suka sekali membandingkan dirinya dengan orang lain yang mana sebenarnya tidak berguna. Hal ini pada akhirnya membuat begitu banyak orang menjadi depresi, stress dan selalu merasa tidak bahagia dengan apa yang dimilikinya. Berhentilah membandingkan hidup kita dengan orang lain maka kita akan dapat merasa bahagia dalam hidup ini.
Paulus Darmawan
Konsultan Asset and Purpose Coach
081958888877
Gagak kemudian menyampaikan pikirannya ini kepada si angsa. Lalu si angsa menjawab, "dulu aku juga berpikir bahwa aku burung yang paling bahagia di dunia sampai aku bertemu dengan seekor beo yang mana punya bulu dua warna. Aku pikir burung beo lah yang merupakan ciptaan paling sempurna di dunia, sudah pasti dia lah yang hidupnya paling bahagia."
Si gagak akhirnya pergi mencari dan bertemu dengan si beo. Beo kemudian menjelaskan, “ya, saya dulu hidup dengan sangat bahagia sampai saya melihat burung merak. Saya hanya punya bulu dengan dua warna tetapi merak punya bulu berwarna-warni."
Mendengar penjelasan itu, gagak pergi menemui merak dan berkata, "Merak, kamu memang sangat cantik. Setiap hari ribuan orang datang ingin melihatmu. Beda dengan ketika melihatku, mereka langsung mengusirku. Saya rasa kamu adalah burung yang paling bahagia sedunia."
Merak kemudian menjawab, "Dulu saya sempat berpikir begitu tetapi karena kecantikanku, saya jadi dikurung di kebun binatang ini. Bagaimana saya bisa bahagia? Saya sudah perhatikan dengan seksama dan saya menyadari bahwa hanya kamu gagak yang justru tidak dimasukkan ke dalam sangkar sehingga dalam beberapa hari ini saya berpikir andai saja saya adalah seekor gagak, saya bisa dengan bahagia bebas pergi kemana pun."
Itulah masalah banyak manusia di muka bumi ini. Manusia suka sekali membandingkan dirinya dengan orang lain yang mana sebenarnya tidak berguna. Hal ini pada akhirnya membuat begitu banyak orang menjadi depresi, stress dan selalu merasa tidak bahagia dengan apa yang dimilikinya. Berhentilah membandingkan hidup kita dengan orang lain maka kita akan dapat merasa bahagia dalam hidup ini.
Paulus Darmawan
Konsultan Asset and Purpose Coach
081958888877
Komentar
Posting Komentar