Orang yang emosinya cerdas sesungguhnya jauh lebih penting daripada orang yang punya kecerdasan intelektual karena itu di Amerika sana sedang ada wacana untuk lebih banyak memakai orang-orang yang belajar di dunia psikologi daripada orang-orang yang bergelar MBA. Orang-orang yang punya kecerdasan intelektual tinggi tanpa disertai kecerdasan emosional yang baik sering kali menjadi orang-orang yang bermasalah di mana pun mereka berada apalagi jika karena kecerdasan intelektual mereka kemudian mereka menjadi orang yang sukses dan berhasil. Dari gambar di atas kita bisa melihat, orang-orang yang berEQ rendah akan menjadi orang-orang yang egois, bossy, suka menuntut, mudah tersinggung, selalu mau dihargai, keras kepala, suka mengkritik, sulit untuk disenangkan, pendengar yang buruk dan begitu banyak kekurangan lainnya. Adakah orang-orang seperti ini di masyarakat? Banyak sekali dan mungkin ada begitu banyak orang-orang semacam ini di sekitar kita. Dan seperti yang saya katakan tadi, apabila orang-orang semacam ini yang berEQ rendah dan mereka berhasil memperoleh kesuksesan, mereka akan menjadi orang-orang yang sangat sulit sekali dan akan sangat menyedot emosi orang-orang di sekelilingnya. Belajarlah menjadi orang yang berEQ tinggi daripada sekedar mempunyai IQ yang tinggi. Dengan EQ yang tinggi maka saat kita berhasil memperoleh kesuksesan, kita akan tetap menjadi orang-orang yang humble dan rendah hati. Orang-orang yang berEQ tinggi juga suka membantu orang lain dan tidak punya tuntutan untuk selalu merasa dihargai. Orang-orang yang berEQ tinggi tahu dengan baik nilai diri mereka dan mampu menguasai emosi mereka dengan baik. Karena itu, belajarlah dan latihlah kecerdasan emosi kita.

Paulus Darmawan
Konsultan Asset and Purpose Coach
081958888877

Komentar

Postingan populer dari blog ini